Keterangan Gambar : Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya Dewan Keamanan Nasional (WANKAMNAS) di Indonesia, sebuah Focus Group Discussion (FGD) digelar di kediaman Laksda TNI (Purn) Rosihan Arsyad di Jakarta Selatan, pada Kamis, 18 Juli 2024. Diskusi ini dimoderatori oleh Prof. Yudhie Haryono dan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting serta ahli keamanan nasional.
JAKARTA - Parahyangan Post - Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya Dewan Keamanan Nasional (WANKAMNAS) di Indonesia, sebuah Focus Group Discussion (FGD) digelar di kediaman Laksda TNI (Purn) Rosihan Arsyad di Jakarta Selatan, pada Kamis, 18 Juli 2024. Diskusi ini dimoderatori oleh Prof. Yudhie Haryono dan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting serta ahli keamanan nasional.
Pentingnya Tata Kelola Dewan Keamanan Nasional
Dalam diskusi tersebut, Marsma Oktav Siagian menekankan pentingnya tata kelola yang baik dalam Dewan Keamanan Nasional. Menurutnya, WANKAMNAS berbeda dengan Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (KOPKAMTIB). "WANKAMNAS lebih berfungsi sebagai forum pengambilan keputusan kolektif yang melibatkan berbagai elemen strategis negara," ujar Marsma Oktav. Ia juga menambahkan bahwa WANKAMNAS harus memiliki peran yang jelas dalam menjaga stabilitas dan keamanan nasional.
Kebijakan Keamanan yang Inward-Looking
Laksda TNI (Purn) Rosihan Arsyad dalam paparannya menyampaikan kritik terhadap kebijakan-kebijakan keamanan yang cenderung bersifat inward-looking. "Kita terlalu fokus pada masalah internal dan mengabaikan ancaman eksternal yang bisa mempengaruhi stabilitas nasional," kata Rosihan. Ia menekankan perlunya pembentukan WANKAMNAS di Indonesia dengan struktur yang efisien untuk menghadapi tantangan-tantangan keamanan di masa depan.
Menghadapi Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan (AGHT)
Marsma Soni Astaryadi menambahkan bahwa WANKAMNAS harus dikaitkan dengan konsep Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan (AGHT) yang dihadapi bangsa ke depan. "WANKAMNAS harus memperjelas posisi TNI dalam menghadapi gerakan separatisme dan berbagai bentuk ancaman lainnya," ungkap Marsma Soni. Ia juga menekankan pentingnya kerjasama antara TNI dan elemen-elemen strategis lainnya dalam menjaga kedaulatan negara.
Hadirnya Tokoh-Tokoh Penting
Diskusi ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh penting seperti Bowo Widodo, Lily Sastriyanti, Ratno, Ashari, M. Haris Zulkarnaen, dan Yaya Sunaryo. Kehadiran mereka menambah bobot dan perspektif dalam diskusi tentang pembentukan WANKAMNAS yang lebih efektif dan efisien.
Dalam kesimpulannya, disepakati bahwa keberhasilan presiden baru sangat ditentukan oleh hadirnya Dewan Keamanan Nasional (NSC) dan roadmap program keamanan nasional yang bersikap outward-looking. "Kita harus open-minded dan siap menjangkau pihak-pihak lain dalam menghadapi tantangan global," ujar Prof. Yudhie Haryono. Sikap Indonesia yang lebih proaktif dan mengatur dunia dianggap sebagai kunci dalam membangun keamanan nasional yang kokoh.
Focus Group Discussion ini menjadi langkah awal yang penting dalam upaya pembentukan WANKAMNAS di Indonesia. Diharapkan hasil diskusi ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan keamanan yang lebih komprehensif dan adaptif terhadap dinamika global. Tanpa negara Pancasila kita belum merdeka 100%. Tanpa WANKAMNAS kita akan jadi babu bagi babunya bangsa-bangsa. Bersegera kita penuhi, atau sekarat sampai kiamat.(*)
(rd/pp)
LEAVE A REPLY