Home Husada Dompet Dhuafa Buka Pos Mudik Lebaran

Dompet Dhuafa Buka Pos Mudik Lebaran

Ada layanan pijit dan potong rambutnya juga

765
0
SHARE
Dompet Dhuafa Buka Pos Mudik Lebaran

Keterangan Gambar : Ketua Layanan Pemudik 1444 H Dompet Dhuafa Reita Annur (dua dari kanan) foto aboe.

Jakarta, parahyangan-post.com- Dompet Dhuafa (DD) membuka pos pelayanan mudik di sejumlah titik. Mulai dari ujung Barat Pulau Jawa sampai ujung Timur. Hal tersebut disampaikan Ketua Layanan Pemudik 1444 H Dompet Dhuafa Reita Annur pada diskusi publik bertajuk “Melayani dari Hati, Mudik Hati-hati” di Lobby Phylantropy Building (Kantor Dompet Dhuafa Pusat) Jl. Warung Jati Barat No.14, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Senin 17/4.

“Ada tujuh titik. Diantaranya di Serang, (Banten), Terminal Kampung Rambutan (Jakarta) Tanjakan Nagreg (Jawa Barat), Pekalongan (Jawa Tengah) di sejumlah rest area tol Trans Jawa dan di pelabuhan Ketapang, Banyuwangi (Jawa Timur,” ujar Reita

Layanan yang diberikan, tambah Reita, diantaranya buka bersama, (khusus pada lebaran H-) service motor, cek kesehatan, ruang istirahat (tidur), pojok laktasi (untuk ibu menyusui) , layangan charger hp, pangkas rambut dan arena bermain anak.

“Dan dibeberapa titik kita juga berikan layananan pijit. Jadi yang kita service bukan hanya kendaraan tetapi juga orangnya,” tambahnya

Mudik Lebaran, lanjut Reita, memiliki dimensi sosial beragam. Dalam perspektif antropologis, mudik Lebaran di Indonesia dipandang sebagai peristiwa sosial. Setelah dua tahun dilarang karena pandemi Covid-19, akhirnya masyarakat bisa melaksanakan tradisi mudik yang sempat tertunda. Kebijakan tersebut tentunya sangat melegakan bagi masyarakat yang jauh dari keluarga. Dipastikan, animo masyarakat untuk sangat tinggi. Jumlah pemudik diperkirakan mencapai 123,3 juta jiwa.

“Makanya kami (DD-red) mendirikan pos-pos pelayanan untuk membantu masyarakat  agar mudiknya aman dan nyaman. Terhindar dari kecelakaan,” tambah Reita

Ikut memberikan paparan dalam  diskusi publik tersebut antara lain, Direktur IDEAS Yusuf Wibisono, Redaktur Pelaksanan Republika Subroto Kardjo dan Penasehat Komunitas Kolektor Tiket Bis Fajar Shalman Alfaris. Acara dibuka oleh GM Komunikasi DD Haryo Majapahit

Sementara itu Direktur IDEAS Yusuf Wibisono mengatakan fenomena mudik lebaran adalah khas Indonesia. Di negara-negara lain tidak ditemui.

“Ada 2 jenis pemudik, yakni pemudik jarak dekat dan jarak jauh. Yang bermasalah adalah jarak jauh, karena umumnya mereka memakai kendaraan pribadi. Sehingga menimbulkan kemacetan dan keruwetan turunannya,” tutur Yusuf.

Yusuf kurang sepakat jika angka pemudik dipredisksi sebanyak 123,3 juta jiwa.

“Angka ini terlalu bombastis. Saya kira angkanya tidak sebanyak itu,” tuturnya.

Yusuf juga menilai, semakin banyak jumlah pemudik semakin menunjukkan pemerataan pembangunan gagal. Karena masyarakat ternyata masih menyerbu kota-kota besar untuk mencari nafkah.

“Jadi pemerintah jangan bangga mengumumkan jumlah pemudik meningkat tiap tahun. Itu menunjukkan kegagalannya sendiri,” tutup Yusuf.*** (aboe/pp)