Keterangan Gambar : Walikota Bogor Bima Arya (Foto : ist/pp)
Oleh : Herman Syahara
Cita-cita bangsa ini untuk mencapai Indonesia Emas 2045 tak mungkin tercapai. Hal ini hanya akan menjadi mimpi jika tidak disertai tekad membangun karakter anak-anak muda melalui keterlibatan semua pihak dalam memajukan dunia literasi.
"Saya termasuk orang yang yakin, bahwa kalau kita abai pada literasi, kalau kita cuek dengan pendidikan karakter anak muda, cita-cita mencapai Indonesia Emas 2045 hanya mimpi. Kita hanya akan menghasilkan orang-orang yang tidak berkarakter, tidak bermoral, dan tidak punya adab," ungkap Walikota Bogor Bima Arya dengan ekspresi serius dan suara pelan namun terasa tajam mengiris pendengaran mereka yang hadir di Auditorium Perpustakaan Kota Bogor, Kamis (12/01).
Auditorium yang berdaya tampung untuk 80-an orang itu dipadati para kepala sekolah SD dan SMP se-Kota Bogor dan tamu undangan. Mereka hadir untuk menyaksikan penandatanganan kerjasama antara Walikota Bogor Bima Arya dengan CEO Nyalanesia Leonado Fotres.
Sebelun pendandatanganan, berlangsung acaradiskusi bertajuk Bogor Berlari untuk Literasi. Hadir sebagai pembicara Walikota Bogor Bima Arya, Pengamat Sastra dari FIB UI Maman S. Mahayana, dan Direktur Instituto Italian de Cultura Maria Battaglia yang didampingi penerjemah Dany Sutanto. Acara ini dipandu oleh moderator Julia Basri pegiat literasi dari Nyalanesia.
Dalam sambutannya, Bima Arya mengatakan bahwa setidaknya ada tiga instrumen penting yang dapat diandalkan mendorong pengembangan literasi di Kota Bogor. Pertama, di sekolah melalui instrumen “pemaksa” para guru, di rumah dengan instrumen keluarga, dan di ranah publik dengan instrumen kekuasaan pemerintahan.
“Siapa pun pejabatnya di Dinas Pendidikan dan Dinas Perpustakaan, siapapun walikotanya pengganti saya nanti, saya berharap tetap peduli mendukung pada ketiga hal itu,” paparnya.
Di mata Bima Arta, tidak semua orang memiliki kepedulian ini. Banyak orang hanya peduli pada hal-hal berjangka pendek saja.
“Proses menumbuhkan minat baca itu kan jangka panjang. Harus di dukung dengan ikhtiar. Jika tidak, sulit mengukur keberhasilan literasi. kita harus fokus pada proses dan ikhtiar ini,” tukasnya.
Selanjutnya Bima Arya menuturkan pentingnya kegiatan literasi dalam menciptakan anak-anak muda berkarakter berwawasan, dan beradab. Bonus demografi, tambahnya, akan menjadi musibah jika hanya menghasilkan ana-anak muda yang tidak berkarakter, tidak berwawasan, juga tidak beradab.
Untuk menghindari bencana itu, anak muda harus didorong bisa membaca dan mau membaca. Karena, katanya, semua orang hebat pasti suka membaca, berilmu, berwawasan, dan beradab.
Dia menegaskan kepada para tamu undangan, dirinya tidak sedang bicara tentang orang-orang pintar melainkan tentang orang yang berkarakter dan beradab.
"Orang pintar banyak. Sekarang kita bisa belajar lewat tiktok. Kita bisa jadi jenius melalui sosmed atau google. Tapi menjadi anak-anak yang berkarakter dan beradab adalah lain hal, " sambungnya.Bima Arya yakin, membaca bukan saja dapat membuat seseorang menjadi pintar dan berwawasan, tapi juga menjadi seseorang yang berkarakter dan beradab.
Pria yang telah dua periode menjabat Walikota Bogor dan akan berakhir tahun 2023 itu mengaku sedih karena dalam amatannya banyak orang pintar tapi tidak punya adab.
Seorang yang berprofesi guru, politisi, menteri, gubernur, walikota, dan profesi lain sangat mungkin bisa menjadi orang yang pintar dan beradab. Dan alangkah menyedihkan andai ada orang sudah tak pintar tidak pula beradab dan tidak berkarakter.
“Ini musibah buat kita semua,” tegasnya.
Bima Arya yang tampil mengenakan busana Sunda pangsi lengkap mengingatkan, dalam 12 bulan ke depan masa baktinya sebagai walikota Bogor periode kedua akan berakhir. Oleh karenanya dalam waktu tersisa itu dia akan memberi perhatian penuh pada pengembangan literasi Kota Bogor.
"Mumpung dua belas bulan ke depan saya masih memiliki mandat dan power untuk tandatangan, akan saya manfaatkan untuk membangun anak-anak muda yang berkarakter melalui pengembangan literasi, “ tekad pria yang mengaku semasa kecil sering dibacakan dongeng oleh ayahnya itu.(*)
LEAVE A REPLY