Home Seni Budaya Dewan Kesenian Kabupaten Bogor akan Selenggarakan Jambore Sastra II

Dewan Kesenian Kabupaten Bogor akan Selenggarakan Jambore Sastra II

Agenda Utama: Bedah buku calon penerima hadiah Nobel “Ketar Ketir Dibingkai Takdir”

565
0
SHARE
Dewan Kesenian Kabupaten Bogor akan Selenggarakan Jambore Sastra II

Keterangan Gambar : Suasanan buka bersama dan cover buku "Ketar Ketir Dibingkai Takdir" calon penerima hadiah nobel (foto colase aboe)

Bogor, parahyangan-post.com- Dewan Kesenian Kabupaten Bogor (DKKB), bekerjasama dengan sejumlah komunitas seniman akan menyelenggarakan Jambore Sastra II di Kaki Gunung Salak, Bogor, bulan Juni mendatang.

Hal tersebut diungkapkan Ketua DKKB Putra Gara pada “Silaturrahmi Buka Bersama” di salah satu café Kawasan Sukahati, Bogor, Senin 24/3.

“Jambore Sastra II ini merupakan lanjutan dari Jambore Sastra I yang diselenggarakan tahun 2017 lalu,” ungkap Gara.

Selain para pengurus teras DKB, hadir dalam buka bersama dan urun rembuk kegiatan,  antara lain, cerpenis yang juga Ketua Umum Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI)  Ismail Lutan, penyair dan wartawan senior Tempo Mustafa Ismail, Ketua Gong Merah Putih Tora Kundera, penyair  dan aktivis kebudayaan 'biskota'  Sihar Ramses Simanjutak dan penyair kalem Agus Sudayana

Dalam diskusi awal mengemuka sejumlah agenda, diantaranya, menerbitkan buku kumpulan esai “Merawat Kewarasan: Indonesia Kini”

“Penulis buku kumpulan esai ini adalah para sastrawan, seniman  dan pemikir budaya dari seluruh Indonesia,” tutur Mustafa Ismail, PIC  gagasan ini.

Makanya, lanjut Mustafa, setelah lebaran nanti, pihaknya akan mengundang seluruh penulis untuk berpartipasi dalam buku tersebut.

Agenda utama  lain adalah mendirikan kampung budaya di areal bekas Jambore. Setiap seniman bisa memiliki kapling di sana dengan harga yang ‘sesuai kantong seniman’.

“View dari lokasi kampung budaya tersebut sangat cantik. Di sekitarnya banyak situ peninggalan sejarah. Sangat cocok untuk perkampungan  budaya,” tutur Gara.

Nanti, lanjut Gara, perkampungan itu akan ditata sedemikian rupa sehingga menjadi lokasi pertunjukkan kebudayaan 'berkelas'.

Sementara itu cerpenis (-gadungan-) Ismail Lutan, yang pada Jambore Sastra I ikut sebagai inisiator, mengatakan, salah satu sesi dalam Jambore tersebut adalah bedah buku Kumpulan Cerpen berjudul  “Ketar Ketir Dibingkai Takdir”. Kumpulan buku ini ditulis oleh tiga petarung sejati dunia fiksi: Ismail Lutan, Putra Gara, Hamidin Krajan.

Ketar Ketir Dibingkai Takdir yang dijadikan  judul sampul buku adalah cerpen terbaru karya Ismail Lutan yang fenomenal dan bakal menggemparkan jagad dunia sastra.

“Dikisahkan:  Kabar langit bocor, covid part two akan muncul. Korbannya adalah semua lelaki usia 35-40 tahun. Perwakilan Tuhan di bumi tersentak, soalnya keponakananya akan dilantik menjadi rajamuda, tapi umurnya 40 kurang sehari. Maka ia pun melakukan perjalanan berbahaya menemui malaikat pencatat kelahiran agar mau memanipulasi umur kelahiran keponakannya satu hari saja. Apakah usanya berhasil?”

“Tunggu… Kumpulan cerpen ini akan dicetak setelah lebaran. Pembaca akan mendapatkan jawabannya di situ,” ujar Ismail Lutan bersemangat.

Bahkan secara berseloroh Ismail Lutan yang merupakan murid kesayangan almarhum sastrawan Gerson Poyk ini mengatakan, cerpen ini layak diajukan sebagai penerima hadiah nobel sastra.

“Daripada mengajukan  seniman flamboyan ‘puisi esai’ yang mengorganisir penulis untuk mencalonkan dirinya agar  menerima hadiah nobel, dengan membayar penulis-penulis ‘gost’, dengan bayaran yang sangat tinggi, kan lebih baik mengusulkan karya saya yang fenomenal ini. Gratis!” tegas Ismail lutan.*** (pp/aboe)