Keterangan Gambar : Nurmalita Tsania Rahim
Aku Ingin Merdeka Tanpa Covid-19
Oleh Nurmalita Tsania Rahim
Hari kemerdekaan RI terjadi pada tanggal 17 agustus 1945. Sekarang aku akan menceritakan pengalaman hari kemerdekaan RI sebelum adanya Covid-19.
Sebelum adanya covid-19 ini perayaan hari Kemerdekaan RI sangat berbeda sekali karena Covid-19 ini telah mengubah tatanan kehidupan orang lain. Karna sebelum seperti ini kita selalu melaksanakan upacara atas terjadinya hari Kemerdekaan RI di sekolahku, dan setelah itu kita mengadakan perlombaan seperti biasa dan aku pernah mengikuti perlombaan antar RT sekampung Babakan, dan aku mengikuti lomba makan kerupuk dan mencari koin dalam terigu.
Aku sering melihat orang lain sedang berlomba Panjat pinang, lomba balap karung, lomba kelereng, dan lain lain. Andaikan sekarang seperti itu lagi. Karena aku ingin mengikuti perlombaan lagi seperti seperti sebelumnya. Namun tetap aku harus waspada. Mengikuti anjuran pemerintah yaitu mengikuti protokol Kesehatan, tetap mencuci tangan,memakai masker,dan menjaga jarak. Tiap hari aku mengikuti berita di tv bahwa Covid-19 masih terus meraja rela di mana-mana.bahkan meluas sampai ke seluruh Indonesia, covid-19 itu ganas dan mematikan, maka kalau kita tidak disiplin sesuai anjuran Pemerintah, siapa lagi yang akan menjaga diri kita dan keluarga kita.
Harapan aku, aku ingin segera merdeka tanpa covid-19. Aku bebas sekolah lagi, aku ingin bebas bermain dengan teman-teman, aku ingin bebas belajar bersama atau berkelompok sambil bersenda gurau, bertukar pikiran dalam mengerjakan PR.
Engkau jauh – jauh jangan hinggap di sekolahku, jangan hinggap di rumah ku, aku ingin bebas seperti saat kamu belum datang dan menggangu orang-orang di sekitar ku. Aku akan selalu berdoa’ agar wabah ini segera selesai. Aaamiinn.
Tentang aku :
Namaku, Nurmalita Tsania Rahim. Lahir di Bogor, 30 April 2010. Aku tinggal di kampung Babakan, Cibalung Bogor. Aku bersekolah di MI Ar Rasyid 1 Ciba,ung, Cijeruk, Kabupaten Bogor. Aku anak ke 5 dari 5 bersaudara. Ayahku, bapak Oim Abdurrahim dan ibuku, ibu Sumarni Komala. Buku pertamaku berjudul KICAU MURAI. Terbit di tahun 2019. Aku menulis atas bimbingan ibu Diana.
LEAVE A REPLY