Profil
Ummat Muslim Tertinggal 50 Tahun dalam Hal Muamallah

Ditemui di sela sela kegiatan Lomba Tahfidz Quran di Pusat
Perbelanjaan Bazar Syariah di Pasar Pondok Indah, Pondok Pinang, Jakarta
Selatan, Riyadh Assegaf dari PT.STC Saudagar Indonesia menuturkan banyak hal
terkait Program Syariah Mall Indonesia yang sedang digarapnya saat ini.
Lebih lanjut alumni salah satu universitas di Austraila ini
mengatakan bahwa dalam hal muamallah kita sebagai umat muslim di Indonesia,
ibaratnya tertingal 50 tahun. Dalam kondisi seperti ini wajar saja jika kondisi
saat ini dari sisi muamalah, perdagangan kita lebih banyak dikuasai oleh non
muslim. Kondisi ini sangat memperihatinkan, ketika kita sebagai umat muslim
sebagai mayoritas di negeri ini.
“Kalau kita mau sedikit meriset bagaimana mereka yang
berhasil dalam sisi perdagangan,menguasai perekonomian dilingkungan kita saat
ini, sejak kecil mereka sudah belajar dari orang tuanya, bagaimana mengelola
tokonya, sejak pagi hingga petang, bergelut ditokonya, ”ungkap Riyadh Assegaf.
Untuk itu kami dari PT.STC Saudagar Indonesia bersama para
tokoh-tokoh yang memiliki kepedulian, berusaha membangkitkan serta menawarkan
konsep muamallah syariah, mempelopori Program Syariah Mall di Indonesia dan
juga Pusat Perbelanjaan Berbasis Syariah. Kami mempelopori apa yang disebut
sebagai Management Youth Moslem Market, mengadakan Bazar Syariah di berbagai
tempat, kerjasama dengan berbagai pihak.
Diakui pria yang kini berusia 31 tahun dengan 3 orang anak,
bahwa Pusat Perbelanjaan Berbasis Syariah, merupakan pengelolaan mall dengan
sistem syariah, mulai dari produk yang diperjualbelikan, sistem dan hubungan
antara pemilik mall dan para pedagang yang menempatinya semuanya menggunakan
sistem syariah.
“Riyadh Assegaf juga menguraikan, satu hal yang membedakan
Pusat Perbelanjaan Berbasis Syariah dengan mall yang ada pada umumnya, adalah
dari sistemnya. Pusat Perbelanjaan Berbasis Syariah yang dikelolanya lebih
menitikberatkan kepada sistem bagi hasil dan kebersamaan.
Disamping itu, untuk dapat mengetahui nilai bagi hasilnya
antara pedagang dan pengelola mall diberlakukan satu pintu kasir, artinya
ketika terjadi transaksi, maka pembeli akan membayar di kasir yang telah
ditetapkan dan dicatat sesuai dengan harga dan barang yang dibelinya, hal ini untuk
memudahkan mengontrol dan bagi hasil dari setiap transaksi yang ada dari
masing-masing pedagang yang menempati mall syariah tersebut, dan berbagai
sistem lainya , semuanya sesuai sistem syariah.
Sampai saat ini diakui Riyadh Assegaf PT.STC Saudagar
Indonesia sudah mengelola beberapa pusat perbelanjaan yang di kelola dengan
sitem syariah. Salah satunya yang ada di Pasar Pondok Indah (PASPIN) ini,
menurut Riyad Assegaf jumlah pedagang yang tergabung disini ada sekutar 200
pedagang. Di halaman depan diperuntukan bagi para pedagang kuliner dengan
menggunakan tenda, sedangkan di lantai dua untuk berbagai produk, mulai dari
fashion, herbal dan kebutuhan rumah tangga lainya.
Selain terjamin dari sisi kehalalan produknya, dari sisi
harga juga dijamin lebih murah, hal ini
karena kebanyakan mitra kami disini, adalah para produsen yang memproduksi
sendiri barang daganganya, bagitu juga dengan kualitasnya. Ketika penulis mencoba
berkeliling ke toko-toko yang ada di Pusat Bazar Syariah Pasar Pondok Indah ini
juga banyak ditemukan berbagai barang dagangan dengan merek-merek Islami dan
model-model fashion terbaru.
Selain di Pusat Bazar Syariah Pasar Pondok Indah ini, PT.
STC Saudagar Indonesia juga sedang mengembangkan Pusat Perbelanjaan Berbasis
Syariah di Thamirin City Lantai 3A Tanah Abang, Jakarta Pusat, Grand Serpong
Mall, Serpong dan di salah satu Mall di
Surabaya.
Pada prinsipnya antara kami dari PT. STC Saudagar Indonesia
dengan (tenan) para mitra kami adalah
kebersamaan. Sebagi contoh ketika kita mengadakan kegiatan Lomba Tahfidz seperti
ini mulai dari kepanitian, persiapan dan pelaksanaanya ya, dari para mitra
pedagang yang menghuni di Pusat Bazar Syariah Pasar Pondok Indah ini.
Selain itu kami juga selalu melakukan pembinaan kepada
mitra-mitra kami, baik melaui berbagai workshop, pelatihan dan lain sebagainya.
Kami terus memberikan motivasi, merubah mainset dan paradigma bagaimana menjadi
seorang pedagang, saudagar yang ulet dan teguh dengan memegang prinsip sebagai
muslim, muamallah syariah, yang lebih menitikberatkan kepada amanah, kejujuran,
sebagaimana dicontohkan oleh Rasululloh ketika berdagang. Kami juga menjalin
kerjasama dengan perbankan syariah, untuk mempermudah para mitra kami memiliki
kios sendiri melalui sistem syariah.
Harapan kedepan, diakui Riyadh Assegaf bersama timnya di
PT.STC Saudagar Indonesia, kecuali akan terus memperluas keberadaan Pusat
Peradagangan Berbasis Syariah ke berbagai tempat, juga menjajagi kerjasama
dengan berbagai pihak yang memiliki misi dan visi sama mengembangkan muamallah
syariah. Selain itu juga akan mengembangkan market online, membentuk tim khusus
yang menangani dari sisi teknologi informasi untuk membantu mitra para pedagang
yang menjadi binaannya memasarkan produknya melalui online yang saat ini sudah menjadi
kebutuhan dan keharusan, untuk dapat menjangkau sasaran pemasaran yang lebih
luas.
Diakui Riyadh Assegaf, tidak sedikit tantangan yang harus
dihadapi kedepannya, hal utama yang ditekankan adalah membangun kepercayaan
kepada warga masyarakat untuk mau membeli produk saudara muslim sendiri, dan
ini sudah harus dimulai sebagai gerakan dari diri kita sendiri, sebagai jihad
dalam bidang ekonomi.
(ratman/pp)

- The Yudhoyono Institute Gelar Dialog Rakyat Lintas Generasi di Ambarawa, Jawa Tengah
- Mengawali Lawatanya AHY Beri Kuliah Umum dan hadiri Hello Pacitan
- Ketua BEM Harus Mampu Membawa Perubahan Kearah Yang Lebih Baik
- Aly Nurdin, Presiden Mahasiswa STI PTI; Jabatan Adalah Amanah
- Natasha Dematra Raih Penghargaan The Most Outstanding Personalities 2017
