Agama
Sekjen Rabithah Al-Alam Al-Islamy: Media Islam bukan Untuk Mengadu Domba

Jakarta, parahyangan-post.com, Media-media Muslim, atau media yang dimiliki oleh umat Islam bukan berfungsi untuk mengadu domba antar pemeluk yang berlainan aliran paham, tetapi sebagai sarana untuk ukhuwah. Adanya beberapa kejadian di Negara Muslim, yang seolah-olah medianya selalu ‘memprovokasi’ perbedaan pandangan, (seperti perbedaan Syiah dan Sunni) adalah contoh kasus yang harus diluruskan. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Rabithah Al-Alam Al-Islamy (Liga Muslim Dunia) Syaikh Abdullah bin Abdul Muhsin at-Turky. pada sesi tanya jawab pers The 3rd International Islamic Conference on Media, yang berlangsung pada 3-5 Desember, di Jakarta
Pernyataan tersebut diungkapkan Turky menjawab pers yang mensiyalir adanya bebera media di negera Islam dan dimiliki oleh umat Islam yang pemberitaannya justru memecah belah umat.
“Sejak Islam lahir yang dibawa oleh Rasulullah SAW, tidak membolehkan umatnya melakukan pemecah-belahan umat, kekerasan, terorisme dan meprovokasi aliran-aliran yang berbeda. Jika ada yang demikian berarti dia tidak mengikuti ajaran Rasulullah dengan benar,” ungkaptnya.
Turky malah menuding, umat Islam sering menjadi korban dari pemberitaan yang salah dari media yang nota-bene dimiliki dan dikuasai non Muslim.
“Umat Muslim sering jadi korban opini yang salah, karena tidak menguasai media,” kata Menag.
Sepakat
Sebelumnya, (pada acara pembukaan) Menteri Agama Indonesia Suryadharma Ali mengatakan, media berperan mengubah opini masyarakat terhadap nilai agama. Pengaruh media di masa kini dan masa depan menentukan arah masyarakat. Karena apa yang dikatakan media dianggap benar dan bisa dipercaya.
Makanya, Surya, yang juga Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini mengatakan , masyarakat harus memiliki kecerdasan, bersikap kritis terhadap informasi. Sesuai anjuran agama sebagai tertuang dalam kitan suci.
“Umat harus tabayyun atau menyaring terhadap berita yang tidak jelas,”pintanya.
Surya pun sepakat dengan Sekjen RAI , at-Turky, bahwa saat ini Islam sering dipojokkan sebagai agama yang keras, dan media mendiskriditkan Islam tidakhenti-hentinya. Padahal Islam adalah agama yang mengajarkan perdamaian, agama yang mensejahterakan. Karena itu, media harus seimbang antara data dan fakta.
Pada konferensi ini, Surya mengharapkan terbukanya peluang bagi kalangan media untuk membangun silaturahmi dan jejaring komunikasi, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk melakukan berbagai kerjasama yang bermanfaat bagi untuk penguatan ukhuwah Islamiyah dan kerjasama global.
The 3rd International Islamic Conference on Media, ini diikuti peserta dari puluhan negara antara lain, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Maroko, Turki, Yordan, Lybia, Qatar, Afrika Selatan, Bulgaria, Singapura, Philipina, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia*** (tim-pp)

- Perlu Adanya TV Islam Internasional
- 9 Tewas Tertimbun Longsor Di Berastagi
- Singkirkan Joko, Ferry Ketua PWD Terpilih
- Relawan Jokowi Kumpul di Gedung Juang 45
- Serahkan Blok Siak kepada Konsorsium BUMN & BUMD
